Saat itu kami menyepakati untuk mengadakan pendekatan dengan pemuda, pemuda dilingkungan kami waktu itu datang kerumah-rumah untuk memungut iuran guna untuk musibah atau bencana, dari situ celah kami untuk berbaur dengan komunitas mereka. Awalnya kami mengadakan pendekatan dengan Ketua Pemuda setempat, lalu mengusulkan agar di struktur organisasi pemuda yg dipimpinnya harus dibentuk bagian Ekonomi agar dapat melahirkan produk dan inovasi supaya pemuda memiliki penghasilan sendiri, dan memang seharusnya Pemuda bermanfaat bagi Masyarakat bukan sebaliknya masyarakat memberi kepada Pemuda.
Melalui berbagai rintangan rencana itu tetap berjalan dengan bermacam upaya. JIE atau Jihad Ilmu dan Ekonomi menjadi Program kami untuk terus bergerak, awalnya JIE kami rencanakan untuk program menyatukan antar Bumdesa guna membuat usaha bersama menjadi distributor kebutuhan pokok sebagai dasar lalu memproduksi kuliner, minuman dan Inovasi. Dengan JIE beberapa hari sebelum puasa tahun lalau kami sukses mengadakan penjualan paket sembako murah, pertengahan puasa kami membagikan sembako geratis untuk warga kurang mampu, sehabis Ramadhan kami menjadi penampung dan penyalur buah-buahan musiman sehingga kami mendapatkan keuntungan dan kekompakan yang semakin kuat. Dengan kondisi keuangan semakin kuat tersebut kami menyepakati untuk membuka cabang penyaluran buah-buahan musiman ke luar Daerah, disitulah kekompakan kami diuji. kami mengeluarkan modal besar-besaran untuk menampung sebanyaknya berbagai buah-buahan, menyewa dan menservis mobil. Pagi sebelum berangkat mobil pengangkut buah-buahan kami mengalami kemalangan, ditabrak seorang ibu yang malang, kami membawanya kerumah sakit lalu kembali mengeluarkan modal tak terduga untuk biaya berobatnya.
Rencana untuk menyalurkan buah keluar daerah tetap dijalanjutkan, musibah juga masih berlanjut penjualan tidak sesuai target, keuntungan besar menjadi utang besar. Musimpun berakhir usaha yang sebelumnya dapat membantu masyarakat dengan semabakonya, bebuahan yang dapat membuka lapangan pekerjaan dan memberi hasil buat banyak orang berakhir menjadi tekanan. Jatuh kami ditinggalkan, tinggal tiga orang yg setia duduk saling diskusi. Dpat tekanan dari tokoh desa dan pemuda desa dikotak-kotakkan tidak membuat semangat kami down, kami tetap begerak dan berencana membersihkan Rumah Tradisional Melayu sebagai cikal bakal terbentuknya Mabers.
Awal bercerita tentang Melayu diatas grub facebook ini udah dibentuk dengan nama Melayu Cyber Army dan salah satu saudra kita Melayu Jambi mengusulkan untuk membuat grub WhatsApp maka awalnya terbentuklah gerub Persatuan Pemuda Melayu yang mulanya dibuat oleh saudara kita untuk digunaka sebagai grub timses salah satu paslon Presiden, namun kami usulkan untuk membuat grub guna kepentingan yang jauh lebih besar yaitu untuk menyatukan pemuda-pemudi Melayu, lalu link grub dipublikasikan di grup-grup umum maka bnyak yg tertarik bergabung, dari grub WhatsApp yang telah terbentuk terbangunlah komunikasi dari orang-orang yang berkompeten. Dari situ pulahlah ide Mabers itu tercetus yang awalnya singkatan dar Melayu Bersatu, selang bebarapa hari Melayu Bersatu tidak membuat perkumpulan kami Hoki n Harmonis seperti yang diharapkan bersma. Mabers sempat vakum atas kejadian tersebut.
Kami ditinggalkan dan bertahan bertiga lagi, mencari solusi dan kesepakatan untuk upaya kembali terbangun. Melayu Bersatu dirubah menjadi Melayu Bersaudara mamang telah pudar nuansa JIE nya, bukan lagi bertujuan sebagai tandingan Freemasonry, Illuminati, zionisme seperti tujuan awal. Mabers telah terbentuk sekarang ramai lagi, kadang terkesan sebagai pembicaraan sisa waktu, cerita tentang organisasi elit yang punya produk dan inovasi masih jauh. Saat ini Mabers tempat menyelesaikan apa yang telah kita mulai. Bicara tentang biskuit pintar, minuman kesuma dan teknologi tepat guna masih jauh lagi.
Mabers dan Maaf.
Sebelum menyelami lebih jauh tulisan ini, saya sampaikan bahwa apapun bentuk tulisan dan postingan disini hanya untuk internal dan kepentingan Mabers, tidak bermaksud menyindir aplagi melukai siapapun dan apapun bentuk tulisan dimedsos belumlah berbentuk final yg telah melalui kesepakatan bersama, adapun yang telah ikut bergabung di grub Mabers baik facebook maupun WhatsApp saudra-saudari kami anggap sebagai bagian dari Mabers.
Untuk mengakui kesalahan ini saya tidak memakai kata kami sperti alenia-alenia diatas tapi menggunakan kata saya. Mabers terkesan didirikan atas dasar kesalahan, kebohongan yang terpublikasi, mudah-mudahan itu menurut saya saja.
Saya selalu berupaya menjadi pendengar yang baik bagi orang-orang terutama Ketua Pendiri yang dulu Ketua Pemuda Dusun, saya mendengar curhatnya tentang dirinya direndahkan tokoh desa, dikhianati rekan bisnis tv, bahkan mengalami kekerasa pisik tapi beliau tidak melawan aplagi dendam. Dengan menaruh rasa salut, kagumi dan hormat sebagai orang yang telah berumur saya melakukan kesalahan, mengapa saya tidak klarifikasi sama orang yg memperlakukan beliau dengan buruk tersebut. Setelah mendengar curhatan tersebut saya bertekat akan memuliakan beliau dan akhirnya saya sendiri berujung melakukan kesalahan berantai. Beliau luar biasa disaat kami sibuk berwacana beliau langsung bergerak dan mengeksekusi.
Niat yang tidak baik membuat hati tidak nyaman, kata Ketua Umum Mabers yang kami tunjuk tanpa mematuhi Mubes, saya juga kagum dan sangat menghormati Ketum meskipun umur beliau tidak setua saya, saya bersyukur dapat bersaudra dalam organisasi ini dengan beliau. Benar saja ketidak nyamanan itu menghantuiku. pikiranku diselimuti antara dua pertanyaan setiap Kali kakiku ingin melangkah kemasjid: 1. apakah ini ibadah untuk politik atau politik untuk ibadah? 2. Apkah ini Ormas untuk Ibadah atau Ibadah untuk ormas?, tetapi Ketua Harian sebagai ujung tombak Mabers meyakinkan saya, bahwa udah komitmen awal kita untuk memprioritaskan Agama dalam organisasi ini sejurus membahas Freemason untuk melangkah dengan sma-sama kami mengucapkan Bismillah.
Bagaimana tidak setelah hari pertama gotong royong dirumah Tradisional Melayu itu dilaksankan, saya membuat postingan undangan untuk umum untuk bergabung di grup WhatsApp yang saat ini bernama Mabers dengan modus tentang pendirian organisasi anak Melayu. Kesalah pertma saya dalam dunia keorganisasian dan diorganisasi pertama yang saya ikuti ini, saya terbabas melakukan kesalahan membuat undangan Facebook untuk penghuni jagad maya agar ikut bergabung di WhatsApp grub dengan iming-iming bergabung sebagai Tim Perumus. Posting tanpa ijin siapa-siapa tersebut direspon bnyak orang minimal 100 disetiap grub umum. ini tentang pengakuan dalam kesalahan cara saya berfikir menurutku: tanpa pengukuhan mabers belum ada aturan baku, karna tulisan medsos bukan skripsi atau tesis, saya menganggap belum punya tempat untuk mengkoreksi sebuah status ditambah lagi rasa egoisku mengatakan selama ini juga saya tidak perlu ijin siapa-siapa untuk post sebuah setatus, apalagi pertanyaan pendek aja tidak direspon mana mungkin tulisan yang rencana dibukukan bisa ditanggapi?.
Cerita tentang grub wahatsupp yang saya sebutkan awal berdirinya untuk tim kemenangan salah satu calon presiden tersebut diatas. Dari awal niat saya salah karena memulai dari melihat penghadangan Banser diberbagai tempat, begitu juga niat saya mensosialisasikan grub WhatsApp tersebut tujuan pertama guna memudahkan mengumpulkan masa untuk penghadangan ormas tersebut apabila datang ke Bengkalis.
Gelar Prof, Tun Sri Lanang yang dijuluki oleh Ketua Harian padaku sekarang terasa seperti ejekan, dosa mengkhianati Musyawarah itu berat. pasca kalimat di atas saya post. Benar kata pepatah bahwa tak ada kawan dan lawan yang abadi, bukan yang ikut Musyawarah perdana kala itu saja membenci bahkan memusuhiku, bukan hanya yang sebelumnya mebuat grub WA untuk timses aja, tapi kebanyakan orang yang ikut Musyawarah dari undangan grup WhatsApp pasca penghadangan banser juga tidak lagi ramah padaku, bahkan baru-baru ini caleg dikampungku memanggilku dengan panggilan timses caleg tmpat domisili saat ini, ini pukalan telak buatku, orang yg selama ini banyak membantuku kini memandangku sebagai pengkhianat karirnya.
Di musyawarah besar perdana sebelum terbentuknya Mabers, forum menyepakati semua keputusan ditetapkan bersama tetapi saya mengkhianati hasil musyawarah ikut membuat dan menetapkan semuanya di luar forum. Kekaguman pada ketua Pemuda yang saya ceritakan diatas membuat rasional bungkam, saya tidak jujur mengatakan banyak hal yg harusnya saya bertrus terang. Mungkin dengan tulisan ini saya dapat menyampaikan permohonan maaf pada semua yang sebelumnya pernah terlibat atas terbentuknya Mabers kususnya pada yang pernah ikut goro, Musyawarah perdana dan pada siapapun tanpa terkecuali buat saudara ku seiman, ayo miliki Mabers dan Mabers ini untuk kamu, saya dan kita semua.
Bersambung..